Purwokerto – Sabtu, 26 Juli 2025, Lajnah Dakwah Pimpinan Cabang (PC) Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto kembali menggelar kajian ba’da Maghrib pada Sabtu (26/7) di Masjid Al Irsyad Al Islamiyyah. Kajian kali ini menghadirkan Ustaz Muhammad Taufiq AB dari Surabaya, pembina YLPI Al Hikmah, dengan tema yang menggugah: “Untuk Apa Hidupmu?”
Lewat tema ini, Lajnah Dakwah mengajak umat untuk merenungkan kembali hakikat dan arah hidup dalam bingkai iman. Kajian ini dihadiri oleh para pengurus, jamaah, serta masyarakat umum yang memadati masjid dengan antusias dan kesungguhan.
“Di tengah zaman yang serba cepat, umat sering lupa untuk berhenti sejenak dan bertanya: untuk apa hidup ini dijalani? Karena itu, kami sengaja memilih tema ini agar jadi bahan muhasabah bersama,” ujar Ustaz Sufyan, Ketua Lajnah Dakwah PC Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa kajian ini menjadi bagian dari upaya dakwah untuk mengembalikan kesadaran umat pada misi kehidupan sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
Dunia Bukan Tujuan, Tapi Jalan
Dalam pemaparannya, Ustaz Taufiq menyampaikan bahwa kehidupan dunia sejatinya bukan tujuan utama seorang Muslim. Dunia hanya tempat persinggahan sementara yang penuh ujian. Ia mengutip firman Allah:
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah permainan dan senda gurau. Dan sesungguhnya kampung akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.”
(QS. Al-‘Ankabut: 64)
Iman Harus Diperbarui, Jangan Dibiarkan Usang
Beliau mengingatkan bahwa iman dapat melemah bila tidak diperbarui secara aktif. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya iman itu bisa usang dalam hati kalian sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar memperbarui iman dalam hati kalian.” (HR. Al-Hakim)
Orang-orang beriman sejati, lanjut beliau, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat: 15, adalah mereka yang percaya sepenuhnya kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak ragu dalam iman, dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. “Iman bukan sekadar status, tapi perjuangan nyata,” tegasnya.
Shalat, Sedekah, dan Malam yang Hidup
Shalat disebutnya sebagai cahaya bagi hati dan kubur, sedangkan sedekah adalah bukti dari iman yang hidup.
“Shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti, dan sabar adalah sinar.” (HR. Muslim)
Beliau juga menyebut hari Jumat sebagai madrasah Rasulullah, tempat umat ditarbiyah secara spiritual dan sosial.
Ustaz Taufiq menekankan pentingnya shalat malam sebagai sumber kemuliaan mukmin, dan ketidakbergantungan kepada manusia sebagai bentuk kehormatan sejati, sebagaimana ditekankan dalam lima wasiat Malaikat Jibril kepada Rasulullah ﷺ:
- Hiduplah sesukamu, engkau pasti akan mati.
- Cintailah siapa pun, engkau pasti akan berpisah.
- Beramallah sesukamu, engkau akan menuai hasilnya.
- Kemuliaan seorang mukmin ada pada salat malam.
- Kehormatan seorang mukmin adalah tidak bergantung pada manusia.
Akhlak: Tujuan Mulia dari Agama
Mengakhiri kajian, beliau menekankan bahwa akhlak mulia adalah fondasi yang menjadikan seseorang dicintai Allah dan manusia.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Ia mengingatkan bahwa Islam tidak hanya soal halal dan haram, tetapi juga mencakup penyucian hati dan pengamalan nilai-nilai ihsan dalam kehidupan.
Menghidupkan Kesadaran, Menyusun Arah
Dengan menggugah kesadaran tentang tujuan hidup, kajian ini diharapkan dapat menjadi titik balik spiritual bagi jamaah untuk lebih serius dalam menata kehidupan, memperkuat iman, dan memperbaiki akhlak.
Acara ditutup dengan doa dan harapan agar umat senantiasa diberi keistiqamahan dalam meniti jalan hidup menuju ridha Allah.






