Purwokerto, 8 April 2025 — Ketua Pimpinan Cabang (PC) Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, Ustaz Ali Umar Basalamah, ST., menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap ancaman judi online yang kini kian membayangi masa depan generasi muda Indonesia. Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara Uwad Syawal dan Halal Bihalal Lajnah Pendidikan dan Pengajaran (LPP) Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto yang digelar di Masjid Al Irsyad Al Islamiyyah, Selasa (8/4).
Acara tersebut dihadiri oleh seluruh guru dan karyawan LPP beserta keluarganya, serta para pimpinan pendidikan Al Irsyad, antara lain Ketua LPP Ustaz Fahmi Abdul Karim Altway, ST., dan Ketua Majelis Pendidikan dan Pengajaran (MPP) Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyyah, Ustaz Sadikun, M.Pd., bersama jajaran MPP lainnya.
Dalam sambutannya, Ustaz Ali Umar menegaskan bahwa maraknya judi online yang dimulai sejak 2018 kini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. “Yang sangat menyedihkan, banyak pemain judi online justru berasal dari remaja dan pemuda, bahkan ada dari kalangan anak-anak siswa sekolah dasar. Mereka terjerat melalui pintu masuk berupa game online,” ungkapnya.
Data yang dikutip dari PPATK menunjukkan bahwa terdapat sekitar 80 juta pemain judi online di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 51 persen berada di rentang usia 19–34 tahun dan 46 persen berada di usia 34–56 tahun. “Artinya, sekitar 40 juta pemuda kita sedang bermain judi online,” jelas Ustaz Ali.
Ia juga menyoroti besarnya dampak ekonomi dari aktivitas ini. Sebagian besar transaksi judi online terjadi dalam kisaran Rp10.000 hingga Rp100.000, yang menandakan dominasi pemain dari kalangan masyarakat kelas bawah. “Begitu mereka terjerat judi, kekurangan uang, maka dengan mudahnya mereka beralih ke pinjaman online. Tanpa agunan, tanpa pertimbangan. Akibatnya, bukan hanya si pemuda, tapi seluruh keluarganya ikut terseret masalah,” tambahnya.
Dalam konteks ini, Ustaz Ali mengingatkan pentingnya peran dunia pendidikan dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk menyelamatkan generasi muda. “Sekolah bukan tempat penitipan anak yang bisa mencetak manusia-manusia super secara instan. Namun jika kita bersama-sama, kami yakin anak-anak kita yang merupakan pribadi istimewa akan tumbuh lebih baik, mencapai cita-cita dan kemuliaan Islam,” tegasnya.
Ia pun menutup dengan harapan bahwa melalui upaya pendidikan yang kolektif dan penuh kesungguhan, generasi muda Indonesia akan siap menyongsong Tahun Emas 2045. “InsyaAllah, jika kita bersama-sama mendidik dengan baik, Allah akan menurunkan rida-Nya dan memudahkan jalan kita,” pungkasnya.